Sekolah inklusi adalah sekolah reguler yang menerima siswa seluas-luasnya, termasuk siswa berkebutuhan khusus. Siswa berkebutuhan khusus yang dimaksud adalah yang mengalami hambatan fisik, hambatan mental, hambatan emosional, hambatan perilaku, hambatan sosial, hambatan kecerdasan, serta siswa yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata (gifted). Hal ini bertujuan supaya setiap siswa mendapatkan pendidikan yang layak sesuai kemampuan masing-masing demi keberhasilan mereka di masa depan. Sistem belajar pada sekolah inklusi tidak jauh berbeda dengan sekolah reguler pada umumnya. Para siswa berkebutuhan khusus berada dalam satu kelas yang idealnya terdiri atas 1-5 siswa dengan dua guru pendamping dan satu terapis. Guru pendamping dan terapis tersebut bertanggung jawab di bawah koordinasi guru untuk memberi perlakuan khusus kepada setiap siswa sehingga mereka dapat mengikuti pelajaran dengan baik.
Dengan berpedoman pada visi dan misi sekolah, tujuan didirikannya Sekolah Inklusi Marsudirini Bogor adalah supaya anak–anak dapat memperoleh kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang layak serta tidak diskriminatif.
Pada waktu-waktu tertentu, saat diperlukan, anak-anak tersebut akan “ditarik” dari kelas reguler dan diajak ke ruang individual untuk mendapatkan perlakuan (bimbingan) khusus. Dengan demikian, diperlukan keberagaman metode pembelajaran supaya materi pelajaran dapat tersampaikan secara merata kepada semua siswa. Setiap guru akan memastikan bahwa semua siswa, terlebih mereka yang berkebutuhan khusus, sudah memahami penjelasan dengan baik. Ketika anak-anak berkebutuhan khusus belum bisa menerima materi dengan baik, sekolah harus siap melaksanakan Program Pembelajaran Individual (PPI) atau Individual Educational Program (IEP) untuk mendampingi satu persatu siswa berkebutuhan khusus secara lebih intensif. Bentuk dari PPI atau IEP ini disesuaikan dengan kebutuhan yang perlu dikembangkan pada anak.
Dalam pelayanan pendidikan inklusi, Sekolah Marsudirini menggunakan dua pendekatan kurikulum yaitu kurikulum adaptasi cara dan adaptasi isi. Kurikulum adaptasi cara mengikuti kurikulum dari pemerintah (standar nasional) sedangkan kurikulum adaptasi isi adalah kurikulum yang sudah dimodifikasi oleh pihak sekolah menyesuaikan kebutuhan masing-masing siswa.
Selain pembelajaran akademik, para siswa berkebutuhan khusus juga diajarkan beberapa keterampilan seperti memasak, berkebun, berternak, berjualan, membuat beberapa prakarya, serta kegiatan bina diri lain yang dapat dijadikan bekal bagi masa depan mereka. Pengembangan bakat masing-masing siswa juga dibantu oleh para guru. Di samping itu, sekolah memberikan wadah untuk menampilkan bakat mereka seperti kegiatan pentas seni maupun berbagai jenis perlombaan.
Sarana dan prasarana yang dikembangkan di Sekolah Marsudirini Bogor yaitu sarana-prasarana fisik dan nonfisik. SARANA-PRASARANA FISIK: Gedung bina diri, ruang therapy, kelas individual, ruang konsultasi, ruang prakarya, dapur praktik , gedung bermain, ruang musik, ruang tari, kelas akademik, gedung olahraga, rumah karya mandiriku, wahana permainan dan halang rintang, lahan pertanian, lahan peternakan, alat-alat terapi, media pembelajaran, dan masih banyak lagi. SARANA-PRASARANA NONFISIK: pelayanan terapis, guru pembimbing khusus, para guru, dan beberapa pendamping.
Sistem penerimaan siswa baru yaitu, mengisi formulir pendaftaran termasuk melampirkan berkas-berkas pendaftaran seperti fotokopi ijazah dan rapor sekolah sebelumnya, tes tertulis, observasi siswa yang bersangkutan, laporan hasil tes psikologi, serta trial class bila diperlukan.
Dalam rangka peningkatan pelayanan pendidikan inklusi, Sekolah Marsudirini berharap dapat semakin mengenali dan menanggapi kebutuhan siswa yang berbeda-beda. Sekolah Marsudirini terus berupaya dapat memfasilitasi perbedaan gaya dan kecepatan belajar dengan kurikulum yang sesuai, penggunaan strategi belajar yang memadai, fasilitas yang lengkap, serta mampu bekerjasama dengan komunitas yang sesuai dengan konteks inklusif.
Diinterprestasikan oleh F.X. Andang Endarno, S.Pd.